Jumat, 09 September 2016

perkembangan thailand dan sesudah modern

Thailand Sebelum dan Sesudah Modern - Kebudayaan Masa Perunggu diduga dimulai sejak 5600 tahun yang lalu di Thailand (Siam). Kemudian, datang berbagai imigran antara lain suku bangsa Mon, Khmer dan Thai. Salah satu kerajaan besar yang berpusat di Palembang, Sriwijaya, pernah berkuasa sampai ke negeri ini, dan banyak peninggalannya yang masih ada di thailand. Bahkan, seni kerajinan di Palembang dengan Thailand banyak yang mirip.

Di awal tahun 1200, bangsa Thai mendirikan kerajaan kecil di Lanna, Phayao dan Sukhotai. Pada 1238, berdirilah kerajaan Thai yang merdeka penuh di Sukhothai ('Fajar Kebahagiaan'). Di tahun 1300, Sukhothai dikuasai oleh kerajaan Ayutthaya, sampai akhirnya direbut oleh Burma di tahun 1767, thailand sesudah modern. Jatuhnya Ayutthaya merupakan pukulan besar bagi bangsa Thai, namun tak lama kemudian Raja Taksin berhasil mengusir Burma dan mendirikan ibukotanya di Thon Buri. Di tahun 1782 Raja pertama dari Dinasti Chakri yang berkuasa sampai hari ini mendirikan ibukota baru di Bangkok.

Raja Mongkut (Rama IV) dan putranya, Raja Chulalongkorn (Rama V), sangat dihormati karena berhasil menyelamatkan Thailand dari penjajahan barat. Saat ini, Thailand merupakan negara monarki konstitusional, dan kini dipimpin oleh YM Raja Bhumibol Adulyadej.

Kudeta tahun 1932 mengubah Siam menjadi Thailand modern yang berupa monarki konstitusional. Perubahan nama dari Siam menjadi Thailand sendiri baru diumumkan Perdana Menteri pada tahun 1939. Pemerintahan Perdana Menteri Phibun ini ditandai dengan bangkitnya nasionalisme Thai[1]
Pada bulan Januari 1941, Thailand menginvasi indocina prancis , dan memulai perang Thai-Perancis. Thailand berhasil merebut Laos, sedangkan Perancis memenangkan pertempuran laut Koh-Chang. Perang tersebut berakhir lewat mediasi jepang . Perancis dipaksa Jepang untuk melepaskan wilayah sengketa kepada Thailand.
Dalam perang dunia II Thailand memberi hak kepada Jepang untuk menggerakkan pasukannya dalam wilayah Thailand menuju Malaya, yang pada saat itu dikuasai Inggris. Pada bulan Desember 1941 Thailand dan Jepang menyetujui persekutuan militer yang berisi persetujuan Jepang untuk membantu Thailand untuk merebut kembali wilayah yang diambil Britania dan Perancis (shan, malaya, singapura, sebagian yunan laos dan kamboja). Sebagai imbalannya, Thailand akan membantu Jepang menghadapi sekutu. 

Setelah kekalahan Jepang, Thailand diperlakukan sebagai negara yang kalah oleh Britania dan Perancis. Namun dukungan Amerika Serikat terhadap Thailand membatasi kerugian yang diderita Thailand. Thailand harus mengembalikan wilayah yang diperolehnya dari kedua negara Eropa tersebut, namun Thailand sendiri tidak diduduki. Thailand kemudian menjadi sekutu Amerika Serikat menghadapi ancaman komunis dari negara-negara tetangganya.Pada tahun 1967, bersama-sama dengan indonesia, thailand, malaysia. 
Selama berabad-abad menuju ke era sejarah thailand mencatat, Thailand pertama kali dihuni oleh Mon dan kelompok Khmer dan kemudian oleh Tai, sebuah kelompok etnis yang bermigrasi dari selatan Cina ke Vietnam dan secara bertahap ke Laos dan utara Thailand. Pada abad pertama Masehi, bangsa Tai telah tersebar di Yunan, Vietnam, Laos, Thailand, dan Myanmar terpecah ke dalam berbagai sekte sub linguistik. 

Relatif sedikit bangsa thai di wilayah selama periode tersebut, Tai menempati daerah sampai Asia Tenggara bagian utara, diapit antara kerajaan Nan Zhao, Pyu, dan Angkor. Dimulai pada sekitar abad ke-2 Masehi, Kekaisaran Sriwijaya di Sumatera memperluas jangkauannya sampai Semenanjung Malaysia ke Thailand selatan. Nakhon Si Thammarat dan Chiaya, Surat Thani didirikan selama periode tersebut untuk memfasilitasi perdagangan di seluruh Genting tanah Kra.
Sekitar abad ke 6 hingga abad ke 9, dataran rendah yang subur dihuni oleh peradaban Mon yang dikenal sebagai Dvaravati. Berbeda dengan kerajaan tetangganya Chenla dan Angkor, Dvaravati tetap menjadi peradaban kota misterius yang didirikan dikelilingi oleh parit dan dinding tanah, Lopburi sebagai pelayanan pusat keagamaan penting dan Nakhon Pathom yang dekat dengan ibukota Bangkok. Walau banyak yang tidak diketahui di dunia ini , rute perdagangan Dvaravati sudah terbukti internal dan eksternal yang penting bagi perkembangan Thailand dan meninggalkan kekayaan karya seni Buddha yang membuktikan pengaruh besar kebudayaan India dan agama telah di wilayah tersebut[2]
Dari abad ke 9 hingga abad ke 11 bangsa Khmer Angkor memperluas kerajaan mereka dengan mencakup sebagian besar dari zaman Thailand modern, provinsi kota-kota penting didirikan oleh Phimai, Lopburi dan bahkan Nakhon Si Thammarat, perkembangan thailand sebelum modern. Selama beberapa abad banyak aspek budaya Khmer yang digunakan/ diserap oleh penduduk asli, Tai menjadi semakin meningkat dengan populasi tersebut sehingga bermigrasi ke selatan. Candi-candi di Rung Phanom, Phimai, dan Lopburi adalah periode sejarah Thailand.
Sepanjang pemerintahan Angkor, Lopburi sering menyatakan kemerdekaan dan itu penting untuk perkembangan budaya Syam. Bangsa Cina, yang disebut utusan dari daerah sebagai perwakilan "Hsien" atau Siam (tampak seperti yang diucapkan) mendokumentasikan permintaan dari kemerdekaan Lopburi meminta dari Angkor sejak 1001.
Di Thailand utara, Buddha dari Lopburi mendirikan sebuah Negara dengan kota yang dikenal sebagai Haripunjaya di Lamphun, Thailand utara sekitar abad ke-9 (daerah Mon yang tetap independen sampai abad ke-13) Di tempat lain di utara. Bangsa Tai yang mendorong dan mendirikan negara dengan kota mereka sendiri, terutama di Chiang Saen, di mana salah satu kerajaan terkuat pertama di Thailand, Lan Na, awalnya didirikan pada abad ke-12. Pembentukan Lan Na, Sukhothai, dan Phayao, tiga sekutu kerajaan didirikan oleh para pemimpin yang kontemporer, merupakan awal dari sejarah Thailand seperti yang kita kenal

Thailand muncul sebagai kekuatan yang dominan pada abad ke 13, secara bertahap menyatakan kemerdekaan dari Khmer dan kerajaan Mon. Didirikan oleh Khun Pha Muang dan Khun Bang Klang Thao di 1238, Kerajaan itu dinamai oleh penguasa " the dawn of happiness ". Periode Sukhothai sering dianggap sebagai era keemasan pada sejarah Thailand, negara Thailand diperintah oleh ayah dan raja yang murah hati, yang paling terkenal di antaranya adalah Raja Ramkamhaeng Agung (c.1279-98), orang yang memperluas perbatasan Kerajaan. Selain mengembangkan beberapa karya seni Thailand yang indah, Kerajaan Sukhothai dipuji dengan mengembangkan alfabet Thai modern. Namun, setelah kematian Raja Ramkamhaeng, Ayutthaya berkuasa secara bertahap memberikan pengaruhnya kepada Sukhothai.
Setelah kematian Raja Ramkhamhaeng, kerajaan Sukhothai dengan cepat mengalami kemunduran dan Lan Na memperluas pengaruhnya terhadap kerajaan tetangganya, di daerah kekuasaan Sukhothai. Di pertengahan abad ke-15 Lan Na,seni dan sastra mencapai puncak selama periode raja Tilokoraj. Namun, setelah kematian raja, Lan Na melemah karena konflik internal dan Chiang Mai jatuh di bawah kendali Burma sekitar 1.564, sedangkan Burma menduduki wilayah utara selama beberapa abad, mereka melakukan perubahan kecil, menggunakan Chiang Mai sebagai pangkalan militer dimana untuk melawan kerajaan Ayutthaya, sebuah kerajaan yang kuat di dataran rendah yang secara bertahap mengerahkan pengaruhnya dari pertengahan abad ke 14 dan seterusnya.

Sejarah muay thai. Sejarah muay thai modern dimulai sekitar 200-150 tahun yang lalu. Saat negara dalam keadaan damai, para pendekar dan prajurit menjaga kemampuan mereka lewat kompetisi tinju yang diadakan tiap festival keagamaan atau hari-hari perayaan kerajaan tertentu - Thailand Sebelum dan Sesudah Modern. Keluarga kerajaan tidak hanya menyaksikan, tapi juga belajar, langsung menikmati dan bahkan mengikuti pertandingan tinju. Salah seorang petarung legendaris adalah Phra Sanpetch VII, raja Ayutaya yang dikenal dengan nama "Lord of Tigers". Beliau bertarung dalam berbagai turnamen dengan menggunakan topeng muka harima. 

King Rama V juga adalah seorang penggemar dan mengadakan pertandingan antar daerah pertama di Bangkok. Petarung dari berbagai propinsi dipanggil untuk menunjukkan style mereka masing-masing. King Rama VI mengadakan pertadingan tinju terbesar di Suan Kulap, dimana stadion tinju pertama dibangung tahun 1921. Even ini diikuti oleh petarung dari Burma, Kamboja, Cina, India dan jepang.[3]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar