sejarah
Rabu, 05 Oktober 2016
sejarah perkembangan bahasa indonesia
Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra.
Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.
Bahasa resmi kerajaan.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.
Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa indonesia. Bahasa indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik, bahasa indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya.
Meskipun demikian , bahasa indonesia di gunakan di gunakan sangat luas di perguruan-perguruan. Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua warga indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.
Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di samping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu ciri cultural, yang ke dalam menunjukkan sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:
Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa melayu tidak di kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku2 yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.
Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Kata Kunci :
Sejarah perkembangan Indonesia
Share on: Twitter Facebook Google +
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia | Pengertian Sejarah | 4.5
RELATED POSTS
Nama Susunan Kabinet Kerja Jokowi
Nama Susunan Kabinet Kerja Jokowi
Nama Susunan Kabinet Kerja Jokowi – Pada kesempatan ini admin Pengertian Sejarah akan berbagi informasi menarik tentang Nama Susunan Kabinet...
Sejarah Kerajaan Kediri
Sejarah Kerajaan Kediri
Sejarah Kerajaan Kediri – Pada kesempatan ini admin Pengertian Sejarah akan berbagi tentang Sejarah Kerajaan Kediri, salah satu kerajaan yang cukup...
Pengertian Prasasti Balitung atau Tembaga Kedu (Mantyasih)
Pengertian Prasasti Balitung atau Tembaga Kedu (Mantyasih)
Pengertian Prasasti Balitung atau Tembaga Kedu (Mantyasih) – Prasasti Mantyasih, juga disebut Prasasti Balitung atau Prasasti Tembaga Kedu, adalah prasasti berangka...
Sejarah Soeharto di Malam 30 September 1965
Sejarah Soeharto di Malam 30 September 1965
Sejarah Soeharto di Malam 30 September 1965 – Dalam sejarah yang disusun oleh Orde Baru, Gerakan 30 September (G30S) digerakkan oleh...
Sepenggal Kisah Sejarah Kahar Muzakkar
Sepenggal Kisah Sejarah Kahar Muzakkar
Sepenggal Kisah Sejarah Kahar Muzakkar – Abdul Kahar Muzakkar atau Abdul Qahhar Mudzakkar lahir 24 Maret 1921 di desa Lanipa, Kabupaten...
LEAVE A REPLY
RECENT POSTS
Akulturasi Kebudayaan Indonesia dengan Kebudayaan Islam dalam Aksara dan Seni Sastra
Akulturasi Kebudayaan Indonesia dengan Kebudayaan Islam dalam Aksara dan Seni Sastra
Perkembangan Tradisi Islam di Berbagai Daerah dari Abad ke-15 sampai ke-18
Perkembangan Tradisi Islam di Berbagai Daerah dari Abad ke-15 sampai ke-18
Proses Awal Penyebaran Islam di Kepulauan Indonesia
Proses Awal Penyebaran Islam di Kepulauan Indonesia
Pengertian Revolusi Hijau
Pengertian Revolusi Hijau, Latar Belakang, Perkembagan, Keuntungan dan Kelemahan
SEJARAH POPULAR
sejarah bendera merah putih
kerajaan Holing kelas 11 ips
cari materi tentang orde baru kelas 12
sidang bpupki
sejarah indonesia kuno
rensonsif proaktif dalam memahami dan menjelaskan sejarah sebagai ilmu
siapa tokoh yang mengatakan sejarah sebagai ilmu
biografi nabi muhammad saw ketika masih dikandungan sampai wafat
sejarah nabi muhammad
Sejarah perkembangan Indonesia
SEJARAH TERBARU
candi borobudr peninggalan sejarah zaman
sidang bpupki
Sejarah kls XII
perlawanan didaerah indonesia melawan penjajahan bangsa portugis
sebutkan pengaruh hindu budha terhadap seni rupa
perbedaan antara sumber daya sipil dan militer
siapa tokoh yang mengatakan sejarah sebagai ilmu
jelaskan arti kata/istilah peristiwa sejarah
Kamis, 15 September 2016
Pengertian Tang Crimping dan Fungsinya
Pengertian Tang Crimping dan Fungsinya
Tang crimping adalah peralatan yang digunakan untuk
meng-crimping RJ45 yang sudah terpasang dengan benar di kabel UTP dengan
fungsi sebagai berikut:
- Untuk memotong kabel
- Untuk mengelupas kulit kabel
- Untuk meng-crimping RJ45
- Pengertian Tang Crimping dan Fungsinya
- Osvaldo Kefas Mufti Aji
- Rabu, 29 April 2015
- Tidak ada komentar:
Pengertian RJ 45
Pengertian RJ 45
Dalam post kali ini saya akan memberikan pengertian dari RJ 45
A. Pengertian RJ 45
Gambar konektor RJ 45
B. Fungsi RJ 45
Gambar bagian - bagian dari konektor RJ 45
1. Fungsi
konektor RJ45 adalah memudahkan penggantian pesawat telpon atau
memudahkan untuk di pindah-pindah serta mudah untuk di cabut tanpa
khawatir tersengat aliran listrik dan menghubungkan konektor LAN melalui
sebuah pusat network
Sekian post kali ini , maaf sebelumnya kalau hanya informasi nya sedikit hehehe
Terima kasih telah mengunjungi blog ini dan semoga bermanfaat bagi anda =D
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh......
Pengertian Kabel Jaringan Komputer
Pengertian Kabel Jaringan Komputer
5 Juli 2011
*Kabel jaringan adalah kabel yang
menghubungkan antara komputer dengan komputer, dari server ke switch/hub
dll.kabel jaringan juga sebagai perantara antara user dengan user yang
lain dalam satu wilayah lokal (di kantor,diwarnet,dll)
*Kabel jaringan biasa di sebut kabel UTP.
Kabel “Unshielded twisted pair” (UTP)
digunakan untuk LAN dan sistem telepon. Kabel UTP terdiri dari empat
pasang warna konduktor tembaga yang setiap pasangnya berpilin.
Pembungkus kabel memproteksi dan menyediakan jalur bagi tiap pasang
kawat. Kabel UTP terhubung ke perangkat melalui konektor modular 8 pin
yang disebut konektor RJ-45. Semua protokol LAN dapat beroperasi melalui
kabel UTP. Kebanyakan perangkat LAN dilengkapi dengan RJ-45.
dalam dunia IT kabel UTP biasa di sebut kabel LAN (Local Area Network).
dibawah ini adalah potongan kabel LAN
terlihat pada gambar ada rangkaian warna-warni kabel yang di gulung menjadi satu pasang warna.
putih oren – oren
putih biru – biru
putih coklat – coklat
putih hijau – hijau
kenapa semua kabel LAN berbeda warnanya.
Karena warna tersebut mempunyai fungsi untuk membuat kombinasi kabel
STRAIGHT atau CROSS.
mengenai kabel STRAIGHT dan CROSS akan di bahas pada postingan selanjutnya.
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL SUNDA BARUANG KA NU NGARORA
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL SUNDA BARUANG KA NU NGARORA
LAPORAN
PANCĚN BASA SUNDA NGEUNAAN EUSI NOVEL
1. Judul
Novel : Baruang Ka Nu Ngarora
2. Tema
: Ngahasut atawa Baruang
3.
Latar
:
Ø Tempat : Di bumina
Haji Abdul Raup,
di Kampung Pasar, Di bumi Nyi Piah,
Ujang Kusen, Aom Usman, Abdullah,
Di desa Nyi Piah sareng Ujang Kusen , sareng di Kebon Kopi.
Di desa Nyi Piah sareng Ujang Kusen , sareng di Kebon Kopi.
Ø Waktu
: Peuting, buktina aya dina kalimah “Ari peuting harita teuing ku caang bulan,”
Jeung sakabeh waktu oge aya.
Ø Suasana
: Bungah, buktina waktos Nyi Rapiah jeung Ujang Kusen nikah. Emosi, sedih jeung
tegang waktos Nyi Rapiah kabur ti bumina sareng ninggalkeun Ujang Kusen nikah
jeung Aom Usman. Nyeri Hate waktos Ujang Kusen jadi lalaki teu beneur jeng
dibui.
4. Galur
: Měrělě
5. Sudut
Pandang : Urang Ka-3 Serba Nyaho
6. Gaya
Bahasa : Ngagunakeun basa Lemes
7. Tokoh
Dan Penokohan
No
|
Ngaran Tokoh
|
Watek jeung Sipatna
|
||
1.
|
Nyi Rapiah
|
Bageur jeung polos awalna, tapi pas kadituna
saatos nikah jeung Ujang Kusen, manehna hianat.
|
||
2.
|
Ujang Kusen
|
Suami nu sabar, tapi kadituna jadi sok
ngekang ka nu jadi istri. Saatos
pisah jeung Nyi Rapiah jadi lalaki hidung
belang nepika dibui.
|
||
3.
|
Aom Usman
|
Henteu konsisten, bageur tapi jadi licik jeung hianat, jadi ngaduakeun
Nyi Rapiah.
|
||
4.
|
Nyi Dampi
|
Rendah Hati, sok mere nu
alus ka batur.
|
||
5.
|
Haji Abdul Raup
|
Bageur jeng bijak.
|
||
6.
|
Istri Haji Abdul Raup
|
Penyayang.
|
||
7.
|
Haji Samsudin
|
Bijak.
|
||
8.
|
Istri
Haji Samsudin
|
Penyayang.
|
||
9.
|
Haji
Banisah
|
Pengasih.
|
||
10.
|
Agan
Ali
|
Tokoh
sampingan.
|
||
11.
|
Abdullah
|
Imut,
tapi rada licik.
|
||
12.
|
Haji
Tayib
|
Tokoh
sampingan.
|
||
8. Amanah
Jeung Pesen : “Urang hidup di dunya teh tong gampang kahasut kubatur, boh eta
jalma anu deukeut jeung urang boh nu karek kenal, ulah sampe urang kabawakeun
ka jalan nu teu bener. Lamun urang geus terjerumus kanu teu bener rugi jeung
hanjakal anu aya engkena.”
9. Sinopsis
/ Penggalan Carita
Malem senen 14 bulan hapit 1291
dibumina Haji Abdul Raup, di Kampung Pasar meuni rame pisan,kulantaran anakna
nyaeta Nyi Rapiah rek di lamar ku Ujang Kusen. Teu lami nyi rapiah jeung ujang
kusen akhirna nikah. Kulantaran maranehna rek mandiri sareng teu ngarepotkeun
kolotna,maranehna pindah ka hiji desa nu jauh tina desa kolotna tinggal. Akhirna
maranehna pindah diiringan ku ceurik kulantaran nyi piah teh teu bisa jauh
sareng kolotna,ema na nyi piah nyengceurikan nyi piah supados nyeungcerikan anu
maot. Akhirna nyi piah sareng ujang kusen nepi ka desa di deket gunung nu jauh
timana – mana. Nyi piah tinggal diditu teu pibeutaheun pisan,kulantaran manehna
teu biasa tinggal di tempat nu jauh timana – mana ditambahan diditu nyi piah
jauh ti kahidupan mewah nu biasana manehna jalankeun.
Teu lila, dina hiji waktos nyi piah
ngarasa tos teu betah pisan tinggal di imah eta, akhirna Nyi Piah kabur sareng
Abdullah bade ka imah kolotna. Singket carita Nyi Piah sareng Ujang Kusen teh
papisah anu akhirna Nyi Piah nikah ka lalaki anu pernah kaedanan ka Nyi Rapiah
eta. Aom Usman lalaki nu dipicinta Nyi Rapiah oge, tapi teu lila Nyi Piah di
candung ku Aom Usman, ceurik weh Nyi Piah kulantaran nyeri hate jeung nyesel
ninggalkeun Ujang Kusen demi si Aom Usman. Tapi Nyi Piah teu bisa naon naon
kulantaran tos jadi takdirna manehna dicandung. Sami jeung Nyi Piah, diluar
ditu Ujang Kusen ge jadi jalma nu teu bener, senggeus papisah jeung Nyi Piah.
Manehna jadi lalaki hidung belang sok
maen awewe, mabok jeung ngadu, Tragis kulantaran sikapna nu kos kitu Ujang Kusen
di bui.
II.
Unsur
Ekstrinsik Novel
·
Identitas Buku :
1. Judul
: Baruang Ka Nu Ngarora
2. Kenging
: Daeng Kanduruan Ardiwinata
3. Penerbit
: Wedalan PT Kiblat Buku Utama
4. Rarancang
Jilid : Tim Kreatif Kiblat
5. Gambar
Jilid : Esti Lestarini
6. Citakan
: Februari 2013
7. Tebelna
: 107 lembar
·
Kasang Tukang Pangarang :
Daeng
Kanduruan Ardiwinata (Bandung 1855 – Tasikmalaya 1947) adalah seorang Nasionalis, Agamis, dan Sastrawan Sunda. Ia merupakan seorang guru bahasa, ahli bahasa, pendiri dan Ketua
Paguyuban Pasundan, serta Redaktur Balai Pustaka. Walaupun ayahnya keturunan Bugis, tetapi
hal itu tidak membatasi kecintaannya pada sastra Sunda. Ia pengarang roman
pertama dalam bahasa Sunda. Penghargaan "Ridder
In De Orde Van Orange Nassau" oleh Pemerintah Kerajaan Belanda atas
prestasi di bidang sastra.
Karya – Karya Daeng Kanduruan Ardiwinata
- Tatakrama oerang Soenda, 1910.
- Baruang ka nu ngarora, 1966.
- Tata bahasa Sunda.
- Dongeng-dongeng Soenda, 1910.
- Tri wangsa, 1921.
- Soendaasch spel- en leesboekje, 1926.
- Serat sabda rahajoe, 1911.
- Sakola noe lolong di Bandoeng djeung kasakit njĕri mata anoe matak lolong.
- Pemimpin bagi orang jang hendak memilih pentjaharian.
- Dari hal pertanaman teboe dan fabriek goela : terkoetip dari karangganja toean Mr. A. Neijtzell de Wilde, leeraar disekolah hakim, 1912.
- Pemerintahan Nederland dengan Hindia : terkoetip dari boekoe-boekoe wet dan lainnja, 1913.
Unsur Instrinsik Novel
Unsur Instrinsik Novel
1. Tema
Ide Pokok yang menjiwai seluruh cerita. Tema dapat berupa sosial, keluaga, remaja, percintaan religius.
2. Tokoh : Tokoh juga disebut orang yang ada dalam novel tersebut.
Ada 3 macam tokoh yaitu tokoh utama dengan ciri : sering muncul,
banyak masalah, berwatak protagonis
3. Penokohan : Penokohan juga disebut karakter. Setiap tokoh mempunyai karakter yang berbeda. Ada 2 macam karakter yaitu Protagonis dan Antagonis.
a. Protagonis yaitu watak yang baik. Biasanya dimiliki oleh tokoh utama
b. Antagonis yaitu watak yang tidak baik (penentang kebaikan)
4. Latar : Latar meliputi 3 hal yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana
5. Alur : yaitu urutan peristiwa. Ada 2 macam alur yaitu alur maju dan alur mundur.
a. Alur maju yaitu cerita yang peristiwanya sekarang dan kedepan
b. Alur mundur yaitu cerita yang peristiwanya telah berlalu.
6. Amanat : Pesan yang disampaikan pengarang secara tersirat. Amanat diambil dari effek samping dari sebuah peristiwa. Pesan biasanya bersifat positif
7. Sudut pandang : Cara memposisikan diri pengarang terhadap hasil karyanya. Ada 2 macam sudut pandang yaitu:
a. Sudut orang pertama (akuan) apabila pengarang ikut terlibat dalam cerita tersebut. Pengarang ikut berperan aktif.
b. sudut porang ketiga (diaan) apabila pengarang berada di luar cerita. Cerita ini biasanya menggunakan nama orang sebagai tokoh.
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK KARYA SASTRA
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK KARYA SASTRA
UNSUR INTINSIKUnsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur-unsur intrinsik karya sastra adalah :
UNSUR-UNSUR INTRINSIK
A. TEMA
adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya
B. AMANAT
adalah pesan/kesan yang dapat memberikan
tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup
yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap
hidup
C. PLOT/ALUR
adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir.
TAHAP-TAHAP ALUR
1. Tahap perkenalan/Eksposisi
adalah tahap permulaan suatu cerita yang
dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan (perkenalan
para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat)
2. Tahap pertentangan /Konflik
adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju pertentangan selanjutnya)
Konflik ada dua ;
1. konflik internal
adalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh.
2. konflik eksternal
adalah konflik yang terjadi di luar
tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan,
konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
3. Tahap penanjakan konflik/Komplikasi
adalah tahap dimana ketegangan mulai
terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit
diduga, serba samar-samar)
4. Tahap klimaks
adalah tahap dimana ketegangan mulai
memuncak (perubahan nasip pelaku sudah mulai dapat diduga,
kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita)
5. Tahap penyelesaian
adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini
berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah
mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan
kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada
penyelesaian.
MACAM-MACAM ALUR- Alur maju
adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.
2. Alur mundur/Sorot balik/Flash back
adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi
bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan
peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
3. Alur gabungan/Campuran
adalah peristiwa-peristiwa pokok
diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca
diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang
peristiwa pokok ( dialami oleh tokoh utama) lagi.
D. PERWATAKAN/PENOKOHAN
adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh
ADA TIGA CARA UNTUK MELUKISKAN WATAK TOKOH
- Analitik
adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.
Contoh :
Siapa yang tidak kenal Pak Edi yang lucu,
periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi sosoknya
sebagai guru yang diidolakan siswa. Lucu dan penyanyang.
2. Dramatik
adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung.
Bisa melalui tempat
tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan
tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran
tokoh.
Contoh :
Begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar
kelas 1 SMA itu langsung melempar tasnya ke tempat tidur dan
membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah
laku tokoh)
3. Campuran
adalah gabungan analitik dan dramatik.
Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan
PELAKU/TOKOH DALAM CERITA
- Pelaku utama
adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan kejadian.
2. Pelaku pembantu
adalah pelaku yang berfungsi membantu
pelaku utama dalam cerita.Bisa bertindak sebagai pahlawan mungkin juga
sebagai penentang pelaku utama.
3. Pelaku protagonis
adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)
4. Pelaku antagonis
adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong dll)
5. Pelaku tritagonis
adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah.
E. LATAR/SETTING
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.
Macam-macam latar
- Latar tempat
adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dll)
2. Latar waktu
adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)
3. Latar suasana
adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)
F. SUDUT PANDANG PENGARANG
Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.
Sudut pandang dibedakan atas :
- Sudut pandang orang kesatu
adalah pengarang
berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama
sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang
pertama jamak : kami, kita)
2. Sudut pandang orang ketiga
adalah pengarang berada di luar cerita, ia
menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku
utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
UNSUR EKSTRINSIKUnsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar
UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK
- Latar Belakang Penciptaan
adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan
2. Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan
adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan
3. Pandangan hidup pengarang/Latar belakang pengarang
UNSUR INTINSIK Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur-unsur intrinsik karya sastra adalah :
UNSUR-UNSUR INTRINSIK
A. TEMA
adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya
B. AMANAT
adalah pesan/kesan yang dapat memberikan
tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup
yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap
hidup
C. PLOT/ALUR
adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir.
TAHAP-TAHAP ALUR
1. Tahap perkenalan/Eksposisi
adalah tahap permulaan suatu cerita yang
dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan (perkenalan
para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat)
2. Tahap pertentangan /Konflik
adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju pertentangan selanjutnya)
Konflik ada dua ;
1. konflik internal
adalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh.
2. konflik eksternal
adalah konflik yang terjadi di luar
tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan,
konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
3. Tahap penanjakan konflik/Komplikasi
adalah tahap dimana ketegangan mulai
terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit
diduga, serba samar-samar)
4. Tahap klimaks
adalah tahap dimana ketegangan mulai
memuncak (perubahan nasip pelaku sudah mulai dapat diduga,
kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita)
5. Tahap penyelesaian
adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini
berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah
mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan
kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada
penyelesaian.
MACAM-MACAM ALUR- Alur maju
adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.
2. Alur mundur/Sorot balik/Flash back
adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi
bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan
peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
3. Alur gabungan/Campuran
adalah peristiwa-peristiwa pokok
diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca
diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang
peristiwa pokok ( dialami oleh tokoh utama) lagi.
D. PERWATAKAN/PENOKOHAN
adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh
ADA TIGA CARA UNTUK MELUKISKAN WATAK TOKOH
- Analitik
adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.
Contoh :
Siapa yang tidak kenal Pak Edi yang lucu,
periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi sosoknya
sebagai guru yang diidolakan siswa. Lucu dan penyanyang.
2. Dramatik
adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung.
Bisa melalui tempat
tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan
tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran
tokoh.
Contoh :
Begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar
kelas 1 SMA itu langsung melempar tasnya ke tempat tidur dan
membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah
laku tokoh)
3. Campuran
adalah gabungan analitik dan dramatik.
Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan
PELAKU/TOKOH DALAM CERITA
- Pelaku utama
adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan kejadian.
2. Pelaku pembantu
adalah pelaku yang berfungsi membantu
pelaku utama dalam cerita.Bisa bertindak sebagai pahlawan mungkin juga
sebagai penentang pelaku utama.
3. Pelaku protagonis
adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)
4. Pelaku antagonis
adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong dll)
5. Pelaku tritagonis
adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah.
E. LATAR/SETTING
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.
Macam-macam latar
- Latar tempat
adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dll)
2. Latar waktu
adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)
3. Latar suasana
adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)
F. SUDUT PANDANG PENGARANG
Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.
Sudut pandang dibedakan atas :
- Sudut pandang orang kesatu
adalah pengarang
berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama
sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang
pertama jamak : kami, kita)
2. Sudut pandang orang ketiga
adalah pengarang berada di luar cerita, ia
menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku
utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
UNSUR EKSTRINSIKUnsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar
UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK
- Latar Belakang Penciptaan
adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan
2. Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan
adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan
3. Pandangan hidup pengarang/Latar belakang pengarang
Langganan:
Postingan (Atom)